
Rasulullah SAW adalah suri teladan dalam akhlak, termasuk dalam hal berbicara. Beliau sangat menjunjung tinggi etika dalam komunikasi dan tidak menyukai orang-orang yang lisannya digunakan untuk menyakiti, memecah belah, atau membanggakan diri. Dalam beberapa hadits, disebutkan bahwa ada tiga jenis orang yang cara bicaranya dibenci oleh Rasulullah SAW:
1. Al-Mutasyaddiq (الـمُتَشَدِّق)
Artinya: Orang yang suka berbicara berlebihan, berlagak pandai, dan terlalu memamerkan kefasihan lisannya.
Ini adalah orang yang berbicara dengan sombong, ingin terlihat hebat di hadapan orang lain, atau menggunakan kata-kata rumit yang tidak perlu. Tujuannya bukan untuk menyampaikan kebenaran, tetapi untuk meninggikan diri.
2. Al-Mutafaihiq (الـمُتَفَيْهِق)
Artinya: Orang yang suka berbicara dengan gaya congkak dan angkuh, seolah-olah dialah yang paling benar atau paling tahu.
Ia berbicara dengan arogan, sering memotong pembicaraan orang lain, dan merasa bahwa pendapatnya paling utama. Rasulullah SAW sangat tidak menyukai kesombongan, termasuk dalam cara berbicara.
3. Al-Mutakabbir (الـمُتَكَبِّر)
Artinya: Orang yang sombong, baik dalam ucapan maupun sikapnya.
Orang ini menggunakan lisannya untuk merendahkan orang lain, membanggakan dirinya, dan enggan menerima nasihat. Kesombongan seperti ini adalah penyakit hati yang tercermin dalam lisan.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat adalah orang yang banyak bicara (mutasyaddiq), orang yang sok tahu dalam berbicara (mutafaihiq), dan orang yang sombong (mutakabbir)."
(HR. Tirmidzi, hasan gharib)